⛽ 5. Energi Tak Terbarukan: Cadangan yang Semakin Menipis
Pengertian Energi Tidak Terbarukan
Energi Tidak Terbarukan (Non-Renewable Energy) adalah sumber energi yang berasal dari sumber daya alam yang jumlahnya terbatas dan proses pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama (jutaan tahun) dalam skala waktu geologis. Setelah sumber daya ini habis digunakan, sangat sulit atau tidak mungkin untuk menggantikannya dalam jangka waktu yang singkat. Energi ini umumnya dikenal sebagai Energi Fosil.
Contoh Energi Tidak Terbarukan
Sebagian besar kebutuhan energi dunia saat ini masih bergantung pada jenis energi ini. Contoh utamanya adalah:
Batu Bara: Bahan bakar fosil padat yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang terkubur dan mengalami tekanan serta panas selama jutaan tahun. Banyak digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan industri berat.
Minyak Bumi: Bahan bakar fosil cair yang terbentuk dari sisa-sisa organisme laut purba. Setelah diekstraksi dan diolah, menghasilkan berbagai produk seperti bensin, solar, minyak tanah, dan avtur, yang menjadi sumber utama energi transportasi.
Gas Alam: Bahan bakar fosil gas yang sebagian besar terdiri dari metana (CH_4). Gas alam sering ditemukan bersamaan dengan minyak bumi dan digunakan untuk memasak (LPG), pemanas, dan pembangkit listrik (PLTG).
Uranium (Energi Nuklir): Meskipun dianggap bersih karena tidak menghasilkan emisi CO₂ saat beroperasi, uranium termasuk tak terbarukan karena cadangannya terbatas dan memerlukan proses penambangan yang spesifik.
Dampak Penggunaan Energi Fosil bagi Lingkungan
Penggunaan energi fosil memiliki dampak negatif yang serius terhadap lingkungan dan kesehatan:
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim: Pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak, gas) melepaskan gas rumah kaca utama, terutama Karbon Dioksida (CO_2) ke atmosfer. Gas ini memerangkap panas, menyebabkan suhu rata-rata bumi meningkat (Pemanasan Global) dan memicu Perubahan Iklim.
Polusi Udara dan Kesehatan: Pembakaran menghasilkan polutan berbahaya seperti Sulfur Dioksida (SO_2), Nitrogen Oksida (NO_x), dan partikel halus (PM2.5). Polutan ini menyebabkan penyakit pernapasan (asma, bronkitis) dan memicu terbentuknya kabut asap.
Hujan Asam: Gas-gas SO_2 dan NO_x bereaksi dengan uap air di atmosfer membentuk asam sulfat dan asam nitrat, yang turun sebagai hujan asam. Hujan asam merusak ekosistem air tawar, vegetasi, dan bangunan.
Kerusakan Lingkungan Akibat Eksploitasi: Proses penambangan batu bara dan pengeboran minyak bumi dapat merusak habitat, mencemari air dan tanah, serta menimbulkan risiko tumpahan minyak di laut.
Menipisnya Cadangan: Karena sifatnya yang tidak terbarukan, penggunaan yang terus-menerus akan menyebabkan cadangan sumber energi ini menipis dan akhirnya habis.
Gambar
Vidio
Sumber:
Konsep dasar Fisika dan Geologi (Pembentukan Fosil).
Lembaga Internasional dan Nasional (IEA, DEN) terkait data emisi dan cadangan energi.
Tirto.id, Detik.com, Kumparan.com (untuk referensi tekstual).

0 Komentar